Posted by : Tapak Tilas Kebudayaan
Selasa, 05 Februari 2013
Meriah, salah satu grup rebana isi acara |
Rebana atau dalam bahasa aslinya
“Hadroh” merupakan alat musik Islami yang sering dimainkan mengiringi shalawat.
Budaya memainkan alat musik ini dimulai dari sahabat Anshar. Kala itu, mereka
memainkan rebana untuk menyambut Nabi yang baru tiba di Madinah dalam
perjalanan hijrah beliau. Suka cita para sahabat mereka ekspresikan dalam bait
shalawat badar dengan iringan rebana. Sejak saat itu rebana masyhur di kalangan
muslimin sampai sekarang. Musik ini berkembang dan meluas ke daerah Islam dan
sampai di Indonesia.
Walau rebana bukan berasal dari
Indonesia, namun permainannya sudah mentradisi sejak dahulu dan susah
dihilangkan. Karenanya musik ini terus berkembang sampai sekarang. Dewasa ini
muncul banyak grup rebana di berbagai daerah. Ini salah satu dampak positif di
bidang musik Indonesia.
Bahan dasar pembuatan rebana
adalah kulit dan kayu jati. Kayu dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dimainkan. Bagian depan ditutup kulit. Kulit inilah yang menghasilkan bunyi
ketika rebana diketuk. Dalam perkembangannya, bentuk rebana semakin beragam.
Ada yang kecil, sedang maupun besar. Bahan pembuatannya sudah bukan kulit saja,
bahan mika sudah mulai digunakan.
Macam-Macam Rebana
Di Indonesia, rebana
berakulturasi dengan budaya lokal. Dari hasil akulturasi inilah muncul berbagai
jenis permainan rebana. Ada terbang papat, zipin, rebana modern dan rebana
hadroh.
1. Terbang papat berkembang di Jawa. Terbang jenis ini tidak jauh
beda dari terbang jenis lain. Baik cara memainkan dan menggunakannya. Yang
menjadikan khas terbang ini adalah genjring yang ada pada terbang disumpal
sehingga suaranya cemplang. Terbang papat biasa dimainkan tanpa vokalis utama.
Lazimnya para penabuh terbanglah yang memukul terbang sambil bershalawat.
Akibatnya suasana makin riuh. Khajatan, sunatan, mauludan dan acara-acara
keagamaan di desa kerap menampilkan terbang papat.
2. Rebana zipin dan rebana modern hampir sama. Keduanya memiliki
irama dangdut khas Indonesia. Yang membedakan hanya penambahan alat musik
modern seperti keyboard untuk rebana modern. Rebana zipin dan modern bisa
dijumpai hampir di semua kaset rebana yang beredar luas.
3. Rebana hadroh merupakan yang paling digemari saat ini. Khususnya
di wilayah Karesidenan Pati. Hal ini disebabkan karena banyaknya grup rebana
hadroh yang bermunculan. Selain itu, event keagamaan dan lomba turut
memberikan sumbangsih pada majunya rebana hadroh.
Rebana hardoh
memiliki irama yang lebih enerjik dibanding rebana lain. Jenis ini juga mudah
dipadukan dengan berbagai aransemen lagu modern seperti pop. Itulah yang menyebabkan
kreatifitas para pemainnya tak hentinya berkembang.
Sekitar lima
tahun yang lalu rebana ini pernah heboh dan buming di masyarakat. Beliau Habib
Syeh bin Abdul Qadir as-Segaf dan grup rebana Ahbabul Musthofa yang meluaskan
persebaran rebana hadroh. Bahkan rebana ini pernah terdengar sampai di istana
saat pernikahan putra Presiden Republik Indonesia dengan putri Hatta Rajasa.
Namun dewasa ini, demam Ahbabul Musthofa sudah mereda.
Mulai tahun dua ribu sepuluhan
grup rebana usia pelajar mulai berkembang hingga sekarang. Hal ini tak lepas
dari berbagai ajang yang menggelar rebana kaum pelajar. Didukung dengan
kreatifitas keremajaan mereka, aransemen rebana hadroh semakin berfariasi dan
unik. Rebana inilah yang banyak terdengar di banyak acara keagamaan sekarang
ini.
Rebana merupakan budaya luhur
yang selayaknya kita jaga dan lestarikan. Di samping banyaknya nilai pahala
dalam rebana yang diiringi shalawat, permainan musik ini juga sebagai bukti
kekayaan budaya lokal bangsa kita. Jadi, buatlah Indenesia bangga sebagai tuan
rumah bermacam-macam budaya luhur.